PEDOMAN KONSTRUKSI DAN BANGUNAN, No. 003/BM/2009: Perencanaan Dan Pelaksanaan Perkuatan Tanah Dengan Geosintetik | Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Bina Teknik | 2009 | 178 h | pdf | 4.11 MB | Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan Perkuatan Tanah dengan Geosintetik ini mencakup perkuatan timbunan di atas tanah lunak, lereng tanah yang diperkuat dinding tanah yang distabilisasi secara mekanis dengan menggunakan perkuatan geosintetik (geotekstil dan geogrid). Selain itu, pedoman ini juga memberikan penjelasan umum tentang geosintetik, persyaratan bahan timbunan, dan persyaratan geosintetik. Acuan utama pedoman ini adalah Geosynthetics Design and Construction Guidelines (Publication No. FHWA HI-95-038), Mechanically Stabilized Earth Walls and Reinforced Soil Slopes Design and Construction Guidelines (Publication No. FHWA-NHI-00-043) serta Konsep Pedoman Perkuatan dengan Geotekstil dan Geogrid hasil konsensus 15 November 2007 yang disusun oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pekerjaan Umum.
Judul Dokumen
:
PEDOMAN KONSTRUKSI DAN BANGUNAN
No. 003/BM/2009
Perencanaan Dan Pelaksanaan Perkuatan Tanah Dengan Geosintetik
No. 003/BM/2009
Perencanaan Dan Pelaksanaan Perkuatan Tanah Dengan Geosintetik
Penerbit
:
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Bina Teknik
Tahun
:
2009
Halaman
:
178 h
Format File
:
pdf
Ukuran File
:
4.11 MB
Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan Perkuatan Tanah dengan Geosintetik ini mencakup perkuatan timbunan di atas tanah lunak, lereng tanah yang diperkuat dinding tanah yang distabilisasi secara mekanis dengan menggunakan perkuatan geosintetik (geotekstil dan geogrid). Selain itu, pedoman ini juga memberikan penjelasan umum tentang geosintetik, persyaratan bahan timbunan, dan persyaratan geosintetik.
Acuan utama pedoman ini adalah Geosynthetics Design and Construction Guidelines (Publication No. FHWA HI-95-038), Mechanically Stabilized Earth Walls and Reinforced Soil Slopes Design and Construction Guidelines (Publication No. FHWA-NHI-00-043) serta Konsep Pedoman Perkuatan dengan Geotekstil dan Geogrid hasil konsensus 15 November 2007 yang disusun oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pekerjaan Umum.
DAFTAR ISI
Prakata
Daftar Isi
1
PENDAHULUAN
1.1
Ruang Lingkup Pedoman
1.2
Acuan Normatif
1.2.1
ISO dan Padanannya
1.2.2
Acuan Lainnya
1.3
Istilah dan Definisi
1.3.1
Dinding Penahan Tanah yang Distabilisasi Secara Mekanis
1.3.2
Geosintetik
1.3.3
Geotekstil
1.3.4
Geogrid
1.3.5
Inklusi
1.3.6
Lereng Tanah yang Diperkuat
1.3.7
Penutup Muka
1.3.8
Timbunan yang Ditahan
1.3.9
Timbunan yang Diperkuat
2
GEOSINTETIK
2.1
Klasifikasi Geosintetik
2.2
Identifikasi Geosintetik
2.3
Fungsi dan Aplikasi Geosintetik
2.4
Evaluasi Sifat-sifat Geosintetik untuk Perkuatan Tanah
2.5
Pendekatan Perencanaan
2.6
Spesifikasi
2.7
Daya Bertahan Geosintetik Saat Konstruksi
2.8
Ketentuan Penyambungan Geotekstil Dan Geogrid
2.8.1
Teknik Tumpang Tindih Sederhana (Simple Overlap Technique)untuk Geogrid Biaksial dan Geoteksil
2.8.2
Teknik Penjahitan untuk Geotekstil
2.8.3
Teknik Penyambungan untuk Geogrid Uniaksial
2.9
Kepedulian terhadap Lingkungan
3
PERKUATAN TIMBUNAN DI ATAS TANAH LUNAK
3.1
Pendahuluan
3.2
Fungsi dan Aplikasi Perkuatan Timbunan
3.3
Pemilihan Sifat-sifat Teknis
3.3.1
Tanah Timbunan
3.3.2
Sifat-sifat Elektrokimia
3.3.3
Sifat-sifat Geosintetik
3.3.4
Interaksi Tanah dan Geosintetik
3.3.5
Persyaratan Pengaliran Air
3.3.6
Kekakuan Geosintetik dan Kemampuan Kerja (Workability)
3.4
Perencanaan Perkuatan Timbunan di Atas Tanah Lunak
3.4.1
Pertimbangan Perencanaan
3.4.2
Prosedur Perencanaan Perkuatan Timbunan
3.5
Pertimbangan Biaya
3.6
Prosedur Pelaksanaan
3.6.1
Penyiapan Tanah Dasar
3.6.2
Prosedur Penempatan Geosintetik
3.6.3
Prosedur Penimbunan, Penghamparan dan Pemadatan
3.6.4
Pemantauan Konstruksi
3.7
Pengawasan Lapangan
3.8
Perkuatan Timbunan untuk Pelebaran Jalan
3.9
Perkuatan Timbunan yang Meliputi Daerah Luas
3.10
Contoh Spesifikasi
4
LERENG TANAH YANG DIPERKUAT
4.1
Pendahuluan
4.2
Fungsi dan Aplikasi Lereng Tanah yang Diperkuat
4.3
Pemilihan Sifat-sifat Teknis
4.3.1
Tanah Dasar
4.3.2
Tanah Timbunan yang Diperkuat
4.3.3
Tanah Timbunan yang Ditahan
4.3.4
Sifat-sifat Elektrokimia
4.3.5
Sifat-sifat Geosintetik
4.3.6
Interaksi tanah dan geosintetik
4.4
Perencanaan Lereng Tanah yang Diperkuat
4.4.1
Konsep Perencanaan
4.4.2
Prosedur Perencanaan Lereng Tanah yang Diperkuat
4.5
Contoh Spesifikasi
4.6
Pertimbangan biaya
4.7
Prosedur pelaksanaan
4.8
Pengawasan Lapangan
5
DINDING PENAHAN TANAH YANG DISTABILISASI SECARA MEKANIS
5.1
Pendahuluan
5.2
Fungsi dan Aplikasi Dinding MSE
5.3
Deskripsi Dinding MSE
5.3.1
Sistem Dinding MSE
5.3.2
Penutup Muka
5.4
Pemilihan Sifat-sifat Teknis
5.4.1
Tanah Dasar
5.4.2
Tanah Timbunan yang Diperkuat
5.4.3
Tanah Timbunan yang Ditahan
5.4.4
Sifat-sifat Elektrokimia
5.4.5
Sifat-sifat Geosintetik
5.4.6
Interaksi tanah dan geosintetik
5.5
Perencanaan Dinding MSE
5.5.1
Konsep Perencanaan
5.5.2
Prosedur Perencanaan Dinding MSE
5.6
Pertimbangan Biaya
5.7
Prosedur Pelaksanaan
5.8
Pengawasan Lapangan
- Bibliografi
- Daftar Istilah
- Lampiran A: Deskripsi visual material geosintetik
- Lampiran B: Contoh perencanaan timbunan yang diperkuat dengan geotekstil
- Lampiran C: Contoh perencanaan lereng tanah yang diperkuat dengan geotekstil
- Lampiran D: Contoh perencanaan lereng tanah yang diperkuat dengan geogrid
- Lampiran E: Contoh perencanaan dinding tanah yang distabilisasi secara mekanis
0 komentar:
Posting Komentar