Jumat, 29 Juli 2011

ebook - Panduan Konsumen Memilih Konstruksi Baja Ringan

Panduan Konsumen Memilih Konstruksi Baja Ringan | Agustinus Wicaksono | ANDI OFFSET | 2011 | Bahasa Indonesia | 50 h | pdf | 4.88 MB | ISBN : 978-979-29-2651-4 | Buku ini mengupas konstruksi atap baja ringan secara mendetail untuk memberikan pengetahuan kepada konsumen tentang kualitas konstruksi atap baja ringan tanpa memihak pada produsen (fabricator/aplikator). Kualitas merupakan faktor utama dalam memilih, tetapi pilihan untuk menggunakan merek tertentu tetap merupakan hak mutlak konsumen yang tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor.
ebook - Panduan Konsumen Memilih Konstruksi Baja Ringan
Judul Buku
:
Panduan Konsumen Memilih Konstruksi Baja Ringan
Penulis
:
Agustinus Wicaksono
Penerbit
:
ANDI OFFSET
Tahun
:
2011
Bahasa
:
Bahasa Indonesia
Halaman
:
50 h
Format File
:
pdf
Ukuran File
:
4.88 MB
Konstruksi rangka atap baja ringan kini sudah mulai menjadi pilihan utama untuk digunakan pada atap rumah. Peralihan dari material kayu ke material baja ringan tidak serta merta terjadi dalam waktu singkat. Kebanyakan orang Indonesia masih awam terhadap material baja ringan yang barn diperkenalkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini.
Edukasi terhadap masyarakat umum sebagai konsumen kerap dilakukan oleh produsen konstruksi untuk memperkenalkan standar konstruksi rangka atap baja ringan yang berbeda dengan konstruksi baja berat (kanal C atau IWF). Standar keamanan yang merupakan faktor utama dalam bidang konstruksi sangat penting untuk diketahui karena seringkali konsumen menilai suatu konstruksi hanya secara visual.
Buku ini mengupas konstruksi atap baja ringan secara mendetail untuk memberikan pengetahuan kepada konsumen tentang kualitas konstruksi atap baja ringan tanpa memihak pada produsen (fabricator/aplikator). Kualitas merupakan faktor utama dalam memilih, tetapi pilihan untuk menggunakan merek tertentu tetap merupakan hak mutlak konsumen yang tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor.
DAFTAR ISI
Prakata
Daftar Isi

Bab I
Pendahuluan

Bab II
Spesifikasi Material

2.1.
Material Dasar Baja Ringan
2.2.
Standar Kualitas
2.3.
Bentuk Profil Baja Ringan
2.4.
Ukuran Profil Baja Ringan
2.5.
Alat Sambung

Bab III
Desain Konstruksi

3.1.
Variabel Desain
3.2.
Alat Bantu Desain
3.3.
Proses Pemasangan
3.4.
Gambar Kerja
3.5.
Durasi Kerja
3.6.
Tukang
3.7.
Alat Kerja

Bab IV
Harga

4.1.
Variabel Penentu Harga
4.2.
Harga di Pasaran

Bab V
Garansi

5.1.
Anti Karat
5.2.
Konstruksi

Bab VI
Penutup

Lampiran

Kamis, 28 Juli 2011

Cara Menambahkan Koleksi Hatch Pattern atau 'Arsiran' dan Hatch Pattern Custom Folder Pada AutoCAD

[webtekniksipil] - ‘hatch pattern’ atau yang lebih dikenal dengan ‘arsiran’ adalah salah satu fasilitas AutoCAD yang biasa digunakan untuk membuat arsiran. ‘hatch pattern’ ini digunakan untuk meng-‘arsir’ pasir, pasangan bata, pasangan batu, kayu, genteng, seng, dan lain-lain. AutoCAD sendiri, telah menyediakan beberapa pilihan ‘hatch pattern’. Namun, pilihan default yang disediakan sangat terbatas, sehingga kerapkali pilihan yang tersedia kurang memuaskan. Untuk menambah koleksi ‘hatch pattern’, anda bisa membuatnya sendiri atau mendownloadnya secara gratis. Ada banyak situs yang menyediakan ‘hatch pattern’ secara gratis. Ada arsiran kaca, kayu, pasangan batu, pasangan bata, genteng, seng, dan lain-lain. Di beberapa situs, ditampilkan ‘preview’, sehingga anda bisa memilih mana ‘hatch pattern’ yang sesuai dengan keinginan anda, sebelum mendownloadnya.
Bagaimana Menambah Koleksi Hatch Pattern atau Arsiran dan Hatch Pattern Custom Folder Pada AutoCAD
[webtekniksipil] - ‘hatch pattern’ atau yang lebih dikenal dengan ‘arsiran’ adalah salah satu fasilitas AutoCAD yang biasa digunakan untuk membuat arsiran. ‘hatch pattern’ ini digunakan untuk meng-‘arsir’ pasir, pasangan bata, pasangan batu, kayu, genteng, seng, dan lain-lain.
AutoCAD sendiri, telah menyediakan beberapa pilihan ‘hatch pattern’. Namun, pilihan default yang disediakan sangat terbatas, sehingga kerapkali pilihan yang tersedia kurang memuaskan.
Untuk menambah koleksi ‘hatch pattern’, anda bisa membuatnya sendiri atau mendownloadnya secara gratis.
ansi33
ANSI33
AR-B816
AR-B816
GRAVEL
GRAVEL

Contoh 'hatch pattern' default
SPANTILE
SPANTILE
WOOD
WOOD
STONEWORK
STONEWORK

Contoh 'hatch pattern' hasil download
Ada banyak situs yang menyediakan ‘hatch pattern’ secara gratis. Ada arsiran kaca, kayu, pasangan batu, pasangan bata, genteng, seng, dan lain-lain. Di beberapa situs, ditampilkan ‘preview’, sehingga anda bisa memilih mana ‘hatch pattern’ yang sesuai dengan keinginan anda, sebelum mendownloadnya.

Langkah-langkah menambahkan Custum Folder 'hatch pattern' pada AutoCAD :

  • Download terlebih dahulu 'hatch/arsir' yang akan ditambahkan.
    Untuk download, bisa didapatkan di dotsoft.com , cadhatch.com atau anda bisa minta tolong ‘om google’ (bisa dengan kata kunci ‘hatch pattern free download’, atau dengan kata kunci lain sesuai kreatifitas anda). ekstensi file hatch adalah .pat (PAT File).
  • Simpan file yang di download tersebut. Untuk memudahkan pengelolaan, (disarankan) file 'hatch' yang didownload disimpan pada satu folder,
    misal di : (D:\master\engineering\hatch baru ).
Selanjutnya kita masuk pada langkah untuk menambahkan 'hatch pattern' pada custom folder ke AutoCAD.
  1. Buka AutoCAD, pilih menu   Tools   »   Options...  .
    AutoCAD Tools Option
  2. Pada jendela Options, pilih tab File. Klik pada bagian 'Support File Search Path'.
    support file search path
  3. Setelah itu, klik button Add » Browse...
    add browse
  4. Akan muncul jendela Browse for Folder, lalu pilih folder/direktori tempat anda menyimpan file 'hatch', kemudian klik OK.
    Browse for Folder
  5. Sekarang, pada bagian 'Support File Search Path' bagian bawah, telah ditambahakan 'path' tempat anda menyimpan folder/direktori 'hatch pattern' custom folder,
    kemudian klik OK.
    Support File Search Path
Proses menambahkan 'hatch pattern' pada custom folder ke AutoCAD telah Selesai.
Untuk menggunakannya, sekarang kita kembali ke jendela AutoCAD.
  • Klik icon 'Hatch...'
  • Pada jendelah Hatch and Gradient » tab 'Hatch' » bagian Pattern,
    klik button Displays the Hatch Pattern Palette dialog box.
    Displays the Hatch Pattern Palette dialog box
  • Klik tab Custom.
    Apabila instalasi tadi berhasil, maka pada tab Custom akan muncul daftar hatch yang berada pada direktori yang ditambahkan tadi (seperti pada contoh gambar di bawah).
    Custom Hatch
Selanjutnya, 'hatch pattern' hasil download tadi, siap digunakan.  

Senin, 25 Juli 2011

ebook - Kolom Fondasi & Balok T Beton Bertulang

Kolom Fondasi & Balok T Beton Bertulang | Ali Asroni | Graha Ilmu | 2010 | Bahasa Indonesia | 272 h | pdf | 12.1 MB | ISBN : 978-979-756-611-1 | Pada suatu konstruksi bangunan gedung, kolom berfungsi sebagai pendukung beban-beban dari balok dan pelat, untuk diteruskan ke tanah dasar melalui fondasi. Beban dari balok dan pelat ini berupa beban aksial tekan serta momen lentur (akibat kontinuitas konstruksi). Oleh karena itu dapat didefinisikan, kolom ialah suatu struktur yang mendukung beban aksial dengan/tanpa momen lentur. Struktur bangunan gedung terdiri atas 2 bangunan utama, yaitu struktur bangunan bawah dan struktur bangunan atas. Struktur bangunan hawah, yaitu struktur bangunan yang berada di bawah permukaan tanah yang lazim disebut fondasi. Fondasi berfungsi sebagai pendukung struktur bangunan di atasnya untuk diteruskan ke tanah dasar. Sedangkan struktur bangunan atas, yaitu struktur bangunan yang berada di atas permukaan tanah, yang meliputi: struktur atap, pelat lantai, balok, kolom, dan dinding. Selanjutnya, balok dan kolom ini menjadi satu kesatuan yang kokoh dan sering disebut sebagai kerangka (portal) dari suatu gedung. Pada struktur bangunan atas, kolom merupakan komponen struktur yang paling penting untuk diperhatikan, karena apabila kolom ini mengalami kegagalan, maka dapat berakibat keruntuhan struktur hangunan alas dari gedung secara keseluruhan.
ebook - Kolom Fondasi & Balok T Beton Bertulang
Judul Buku
:
Kolom Fondasi & Balok T Beton Bertulang
Penulis
:
Ali Asroni
Penerbit
:
Graha Ilmu
Tahun
:
2010
Bahasa
:
Bahasa Indonesia
Halaman
:
272 h
Format File
:
pdf
Ukuran File
:
12.1 MB
Pada suatu konstruksi bangunan gedung, kolom berfungsi sebagai pendukung beban-beban dari balok dan pelat, untuk diteruskan ke tanah dasar melalui fondasi. Beban dari balok dan pelat ini berupa beban aksial tekan serta momen lentur (akibat kontinuitas konstruksi). Oleh karena itu dapat didefinisikan, kolom ialah suatu struktur yang mendukung beban aksial dengan/tanpa momen lentur.
Struktur bangunan gedung terdiri atas 2 bangunan utama, yaitu struktur bangunan bawah dan struktur bangunan atas. Struktur bangunan hawah, yaitu struktur bangunan yang berada di bawah permukaan tanah yang lazim disebut fondasi. Fondasi berfungsi sebagai pendukung struktur bangunan di atasnya untuk diteruskan ke tanah dasar. Sedangkan struktur bangunan atas, yaitu struktur bangunan yang berada di atas permukaan tanah, yang meliputi: struktur atap, pelat lantai, balok, kolom, dan dinding. Selanjutnya, balok dan kolom ini menjadi satu kesatuan yang kokoh dan sering disebut sebagai kerangka (portal) dari suatu gedung.
Pada struktur bangunan atas, kolom merupakan komponen struktur yang paling penting untuk diperhatikan, karena apabila kolom ini mengalami kegagalan, maka dapat berakibat keruntuhan struktur hangunan alas dari gedung secara keseluruhan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR NOTASI
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

BAB 1 PENGENALAN KOLOM

1.1
Pengertian Kolom
1.2
Pengaruh Beban Aksial pada Penampang Kolom
1.3
Diagram Interaksi Kolom
1.4
Contoh Hitungan

BAB 2 PERENCANAAN TULANGAN PADA KOLOM PENDEK

2.1
Batasan Kolom Pendek
2.2
Cara Perencanaan
2.3
Perencanaan Tulangan Longitudinal dengan Menggunakan Diagram
2.4
Perencanaan Tulangan Longitudinal dengan Membuat Diagram Interaksi Kolom
2.5
Perencanaan Tulangan Longitudinal dengan Cam Analisis
2.6
Perencanaan Begel Kolom

BAB 3 PERENCANAAN TULANGAN PADA KOLOM PANJANG

3.1
Batas Kelangsingan Kolom
3.2
Faktor Panjang Efektif Kolom (k)
3.3
Beban Tekuk Atau Beban Kapasitas Tekan Pc
3.4
Pembesaran Dan Faktor Pembesar Momen
3.5
Langkah Hitunga
3.6
Contoh Hitungan

BAB 4 FONDASI

4.1
Pengenalan Fondasi
4.2
Fondasi Telapak
4.3
Perencanaan Fondasi Telapak
4.4
Contoh Hitungan

BAB 5 BEBAN GEMPA

5.1
Beban dan Bangunan Gedung
5.2
Analisis Beban Gempa Pada Gedung Beraturan
5.3
Faktor Penentu Beban Gempa Nominal
5.4
Contoh Hitungan

BAB 6 PERENCANAAN BALOK "T"

6.1
Dasar Pemikiran
6.2
Penampang Balok "T"
6.3
Ketentuan Perencanaan
6.4
Perencanaan Balok "T"
6.5
Skema Hitungan Tulangan Balok "T"
6.6
Contoh Hitungan
DAFTAR PUSTAKA

Jumat, 22 Juli 2011

PowerISO v 5.3 - Full Free

PowerISO v 5.3 FullPowerISO adalah software yang sangat powerfull dalam pengolahan file CD/DVD/BD image. Sahabat [webtekniksipil] dapat membuka, mengekstrak, membakar, membuat, mengedit, mengkompres, mengenkripsi, membagi dan mengkonversi file-file ISO atau me-mount file ISO dengan internal virtual drive. Semuanya dapat dilakukan dengan PowerISO. Pada postingan terdahulu, [webtekniksipil] pernah memposting Power ISO v 5.0 + keygen, kali ini PowerISO v 5.3
Screenshoot :
Power Iso 5.3
Hampir semua software di [webtekniksipil] atau di blog-blog tetangga, terutama untuk software dengan ukuran file yang besar dikemas dalam format ISO. Selain alasan fleksibilitas (dapat dibuka dengan virtual drive) hal ini juga dimaksudkan agar file-file tersebut tidak diganggu oleh virus ataupun anti virus. Karena sampai saat ini file berformat ISO masih relatif lebih aman dari gangguan virus dan antivirus dibandingkan dengan file berformat RAR atau ZIP. Jadi, software/file diformat dalam ISO, untuk fleksibilitas instalasi dan keamanan file, kemudian diformat/kompress dalam RAR untuk memperkecil dan membagi ukuran file, untuk mempermudah dalam proses upload / download file. Itulah kira-kira alasannya mengapa software-software tersebut diformat dalam ISO, kemudian dikompres lagi dalam RAR.
Alasan lainnya kenapa banyak software (terutama dengan file berukuran besar) berformat ISO, adalah karena biasanya software-software yang dijual secara online dikemas dalam format ISO.
Selain kelebihan-kelebihan yang telah dikemukakan di atas, PowerISO v 5.3, juga memiliki kelebihan sebagai berikut :
Main Features :
  • Support almost all CD / DVD / BD-ROM image file formats (ISO, BIN, NRG, CDI, DAA and so on). What is DAA file? DAA file (Direct-Access-Archive) is an advanced format for image file, which supports some advanced features, such as compression, password protection, and splitting to multiple volumes;
  • Open and extract ISO file. You can extract ISO file with a single click;
  • Burn ISO file to CD, DVD, or Blu-Ray disc. PowerISO is a professional burning software. With this tool, you can create Audio CD, Data CD, Data DVD, Video DVD or VCD. PowerISO also supports Blu-Ray burning;
  • Burn Audio CD from MP3, FLAC, APE, WMA, or BIN files;
  • Rip Audio CD to MP3, FLAC, APE, WMA, or BIN files;
  • Create ISO file or BIN file from hard disk files or CD / DVD / BD discs;
  • Edit ISO image file directly;
  • Mount ISO file with internal virtual drive. PowerISO can mount all popular disc image files to built-in virtual drive;
  • Convert image files between ISO / BIN and other formats. PowerISO can not only convert BIN to ISO, but also convert almost all image file formats to standard ISO image file;
  • Create bootable USB drive. PowerISO allows you to setup Windows through USB drive;
  • Make bootable ISO file and create bootable CD, DVD disc;
  • Support both 32-bit and 64-bit Windows;
  • Can be used easily. PowerISO supports shell integration, context menu, drag and drop, clipboard copy paste...

  • >>More features...
System Requirement :
  • Operating System : Windows 98 / Window Me / Windows 2000 / Windows XP / Windows 2003 / Windows Vista / Windows 7 operating system or above;
  • Processor : Intel Pentium 166MHz or above;
  • Memory : 64MB memory;
  • Hard Disk : At least 10MB hard disk space.
* Tested by : webtekniksipil
Windows 7 Enterprise x64 SP1

Sabtu, 16 Juli 2011

ebook - Teknik Bendungan

TEKNIK BENDUNGAN | Ir. Soedibyo | Pradnya Paramita | 2003 (Cetakan kedua) | Bahasa Indonesia | 402 h | pdf | 41.12 MB | ISBN: 979-408-313-5 | Buku ini disusun berdasarkan sumber pustaka, bahan-bahan mengikuti lokakarya, seminar, kongres, training, spesifikasi teknis dari beberapa proyek, hasil diskusi baik dengan rekan-rekan sekerja maupun beberapa ahli di dalam bidangnya masing-masing. Seperti terlihat di dalam beberapa BAGIAN dari buku ini, pembangunan bendungan besar tidaklah hanya dari disiplin ilmu teknik sipil saja, tetapi meliputi disiplin ilmu-ilmu yang lain. Misal untuk menentukan layak tidaknya suatu proyek dibangun, perlu ahli ekonomi untuk menelitinya. Ahli ekonomi akan lebih mudah meneliti dengan data yang dibuat oleh ahli teknik sipil dan beberapa ahli lainnya untuk mengoptimalkan hasil akhir (output) suatu proyek. Demikian pula diperlukan ahli-ahli geologi, soil mechanics, rock mechanics, ekologi, administrasi, listrik, mesin dan lain-lain. Oleh karena itu, di dalam buku ini diberikan pula beberapa gambar-gambar dan foto-foto untuk lebih memperjelas persoalan bagi pembaca yang kebetulan belum mempelajarinya. Dan diharapkan buku ini bermanfaat bagi para teknisi, dosen, mahasiswa, generasi muda, murid sekolah teknik menengah, usahawan, kontraktor, konsultan, pemberi tugas, pemberi pinjaman baik yang bergerak di bidang pembangunan bendungan maupun lainnya.
ebook - Teknik Bendungan
Judul Buku
:
TEKNIK BENDUNGAN
Penulis
:
Ir. Soedibyo
Penerbit
:
Pradnya Paramita
Tahun
:
2003 (Cetakan kedua)
Bahasa
:
Bahasa Indonesia
Halaman
:
402 h
Format File
:
pdf
Ukuran File
:
41.12 MB
PENDAHULUAN
Buku ini disusun berdasarkan sumber pustaka, bahan-bahan mengikuti lokakarya, seminar, kongres, training, spesifikasi teknis dari beberapa proyek, hasil diskusi baik dengan rekan-rekan sekerja maupun beberapa ahli di dalam bidangnya masing-masing. Seperti terlihat di dalam beberapa BAGIAN dari buku ini, pembangunan bendungan besar tidaklah hanya dari disiplin ilmu teknik sipil saja, tetapi meliputi disiplin ilmu-ilmu yang lain. Misal untuk menentukan layak tidaknya suatu proyek dibangun, perlu ahli ekonomi untuk menelitinya. Ahli ekonomi akan lebih mudah meneliti dengan data yang dibuat oleh ahli teknik sipil dan beberapa ahli lainnya untuk mengoptimalkan hasil akhir (output) suatu proyek. Demikian pula diperlukan ahli-ahli geologi, soil mechanics, rock mechanics, ekologi, administrasi, listrik, mesin dan lain-lain.
Oleh karena itu, di dalam buku ini diberikan pula beberapa gambar-gambar dan foto-foto untuk lebih memperjelas persoalan bagi pembaca yang kebetulan belum mempelajarinya. Dan diharapkan buku ini bermanfaat bagi para teknisi, dosen, mahasiswa, generasi muda, murid sekolah teknik menengah, usahawan, kontraktor, konsultan, pemberi tugas, pemberi pinjaman baik yang bergerak di bidang pembangunan bendungan maupun lainnya.
Sayangnya di bidang teknik masih belum banyak terdapat pembakuan tentang istilah sebagai hasil terjemahan dari bahasa asing. Oleh karena itu telah dicoba dibuat terjemahan secara bebas, agar tidak menimbulkan salah tafsir, dicantumkan istilah asing aslinya. Perlu dtambahkan pula bahwa para ahli asing pun ternyata belum mempunyai keseragaman istilah, sehingga perlu diberikan pula sinonimnya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAGIAN 1
: Pendahuluan
BAGIAN 2
: Pembagian Tipe Bendungan
2.1.
Pembagian Tipe Bendungan berdasar Ukurannya
2.2.
Pembagian Tipe Bendungan berdasar Tujuan Pembangunannya
2.3.
Pembagian Tipe Bendungan berdasar Penggunaannya
2.4.
Pembagian Tipe Bendungan berdasar Jalannya Air
2.5.
Pembagian Tipe Bendungan berdasar Konstruksinya
2.6.
Pembagian Tipe Bendungan berdasar Fungsinya
2.7.
Pembagian Tipe Bendungan menurut ICOLD
2.8.
Dua Contoh Bendungan Besar yang Sangat Panjang
2.9.
Faktor-faktor yang Menentukan di dalam Penentuan Tipe Bendungan
BAGIAN 3
: Bendungan Urugan
3.1.
Bendungan Urugan Serba Sama (homogeneous dams)
3.2.
Bendungan Urugan Batu Berlapis-lapis (zoned dams)
3.3.
Bendungan Urugan Batu dengan Lapisan Kedap Air di Muka (impermeable face rockfill dams, impermeable membrance facing fockfill dams, decked rockfill dams)
3.4.
Gejala Pembuluh, Sembulan Pasir dan Liquefaction
3.5.
Saluran di bawah Bendungan
3.6.
Stabilitas Konstruksi Bendungan
BAGIAN 4
: Bendungan Beton
4.1.
Konstruksi Beton dan Bahan Bangunannya
4.2.
Bendungan Beton berdasar Berat Sendiri (concrete gravity dams)
4.3.
Bendungan Beton dengan Penyangga (concrete buttress dams)
4.4.
Bendungan Beton Berbentuk Lengkung (bendungan beton berbentuk busur, concrete arch dams)
4.5.
Bendungan Beton Kombinasi (combination concrete dams, mixed type concrete dams)
4.6.
Bendungan Beton Prategang (presstressed concrete dams)
BAGIAN 5
: Penelitian dan Penyelidikan (Investigasi, Investigations)
5.1.
Pemetaan Udara dan Topografi
5.2.
Penelitian Meteorologi dan Klimatologi
5.3.
Penelitian Hidrologi
5.4.
Penelitian dan Penyelidikan Mekanika Tanah (soil mechanics investigations)
5.5.
Penelitian dan Penyelidikan Geologi (geological investigations)
5.6.
Pengujian Penimbunan (trial embankment)
5.7.
Penelitian Keadaan Lingkungan ( ekologi )
BAGIAN 6
: Perencanaan
6.1.
Tahapan Suatu Proyek (project stage)
6.2.
Manfaat (tujuan) Proyek
6.3.
Lokasi dan Denah Proyek
6.4.
Tinggi Bendungan
6.5.
Tinggi Ruang Bebas (tinggi jagaan, free board)
6.6.
Tinggi Air untuk Operasi Waduk
6.7.
Menentukan Tipe Bendungan
6.8.
Menentukan Volume Total Waduk
6.9.
Penggunaan FEM dan Komputer untuk Perencanaan
6.10.
Menentukan Debit Banjir Rencana (design flood discharge)
6.11.
Ruting Banjir di dalam Waduk (floof routing)
6.12.
Instrumentasi Bendungan
6.13.
Maket dan Pemeriksaan Model (model test)
6.14.
Tangga Ikan (fish ladder, fish ways)
BAGIAN 7
: Pondasi Bendungan
7.1.
Pembagian Jenis-jenis Pondasi Bendungan
7.2.
Sifat-sifat Batuan
7.3.
Perbaikan Pondasi Bendungan
7.4.
Sementasi (suntikan, injeksi, grouting)
BAGIAN 8
: Bangunan Pelengkap dan Pembantu
8.1.
Bangunan Pelimpah (Bangunan Pelimpas, spillway)
8.2.
Bangunan Pengeluaran (outlet works)
8.3.
Pintu Air (gates)
8.4.
Katup (Kelep, valves)
8.5.
Bangunan Prasarana
8.6.
Jalan Masuk, Jalan Hantar dan Jalan Kerja (access road)
BAGIAN 9
: Data Bendungan Besar di Dunia
BAGIAN 10
: Bendungan Besar di Negara Kita
BAGIAN 11
: Penutup
Daftar Daftar Terjemahan / Penjelasan
Daftar Singkatan
Daftar Pustaka
Riwayat Hidup Singkat

Jumat, 15 Juli 2011

ebook - Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang

Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang | Ir. W. C. Vis; Ir. Gideon H. Kusuma, M.Eng | Penerbit Erlangga | 1993 | Bahasa Indonesia | 280 h | pdf | 17.51 MB | Terdiri dari 11 Bab, membahas tentang pengertian-pengertian umum dari mekanika dan perhitungan beton dibahas secara singkat; keamanan dalam konstruksi beton; Lentur Murni-Umm; Lentur-Murni Pelat; Lentur-Murni Balok; Gaya Lintang; Torsi (Puntir); Geser Friksi; Kolom; Distribusi Gaya-gaya dan Struktur Beton di Daerah Gempa Perencanaan. Buku ini juga dilengkapi dengan soal-soal latihan dan pengelesaian.
ebook - Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang
Penulis
:
Ir. W. C. Vis
Ir. Gideon H. Kusuma, M.Eng
Penerbit
:
Erlangga
Tahun
:
1993
Bahasa
:
Bahasa Indonesia
Halaman
:
280 h
Format File
:
pdf
Ukuran File
:
17.51 MB
Buku Dasar Perencanaan Beton Bertulang terdiri dari 11 bab:
Bab 1 merupakan bab pengantar, pengertian-pengertian umum dari mekanika dan perhitungan beton dibahas secara singkat.
Bab 2 membahas keamanan dalam konstruksi pada umumnya dan terutama keamanan dalam konstruksi beton. Dibahas cara perhitungan dengan toleransi keamanan dan faktor-faktor beban yang harus dipergunakan dan faktor-faktor pengurangan kekuatan dengan kemungkinan akan keruntuhan.
Bab 3 membahas perhitungan penampang-penampang persegi panjang yang dibebani untuk lentur tanpa beban normal, baik secara analitis maupun dengan menggunakan tabel. Lebih lanjut, diberikan perhatian kepada pengertian lendutan dan keretakan dan bagaimana harus membatasi akibat lendutan yang keliwat batas dan/atau keretakan. Juga dibahas pengertian-pengertian seperti panjang pengelasan dan penjangkaran yang begitu penting artinya dalam pendetailan struktur beton yang baik.
Bab 4 membahas perhitungan penulangan dalam pelat, baik bagi pelat satu arah, maupun yang dua arah. Di sini pun penggunaan tabel diintegrasikan dalam teks dan banyak perhatian dicurahkan dalam panjang penjangkaran.
Bab 5 membahas perhitungan tulangan pada balok-balok persegi panjang dan pada balok-balok T. Bab 5 ditutup dengan tulangan tank dan tulangan tekan.
Bab 6 membahas masalah gaya lintang. Di samping pembahasan teoretis juga banyak diberikan perhatian terhadap penggunaan tabel, sebagaimana diberikan pada bagian grafik dan tabel menurut SKSNI T15-1991-03. Ini berlaku baik untuk peranan dari penampang beton dalam hal menahan gaya geser, maupun untuk penentuan peranan tulangan geser yang mungkin ada.
Bab 7 membahas prinsip puntir, baik puntir keseimbangan maupun puntir kompatibilitas. Juga dibahas kombinasi puntir dengan gaya ng.
Bab 8 membahas geser-friksi, di mana yang menjadi titik perhatian ialah perhitungan poer, konsol pendek dan dinding.
Bab 9 membahas perhitungan tulangan pada kolom, di mana perhatian ditekankan pada penggunaan tabel dari bagian grafik dan tabel\menurut SKSNI T15-199103. Yang dibahas dalam bab tersebut terbatas pada kolom dengan tahanan ke samping.
Bab 10 membahas secara lebih mendalam penentuan pembagian gaya dalam konstruksi beton, juga dari konstruksi yang harus menjaga stabilitas. Oleh karena itu bab ini juga dapat dipandang sebagai pendorong untuk studi lebih lanjut secara pribadi dan sekaligus berfungsi sebagai pengantar untuk bagian perhitungan gempa. Semua bab diberi contoh-contoh soal yang dipecahkan secara tuntas dan pada Bab 10 diberikan contoh soal terakhir: sebuah contoh soal terpadu, di mana juga termasuk perhitungan pembebanan.
Bab 11 membahas secara sederhana hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan struktur beton di daerah gempa perhatian ditekankan pada pembatasan-pembatasan tata letak maupun geometri dan bangunan yang sesuai untuk daerah gempa, sedangkan perhitungan yang hanya sedikit membahas konsep desain kapasitas dan konsep balok lemah dan kolom kuat, banyak perhatian dilakukan pada pendetailan yang menurut penulis lebih artinya pada bangunan-bangunan sederhana. Meskipun secara umum bab ini membahas tentang perencanaan bangunan di daerah gempa, tetapi secara khurus bab ini digunakan untuk struktur-struktur sederhana.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
1.
Pendahuluan
1.
Elastisitas Linier dan Non Linier
2.
Teori Lentur untuk Penampang Homogen
3.
Perletakan
4.
Gaya Lintang
5.
Puntiran
6.
Rangkuman
7.
Keadaan Batas Runtuh dan Keadaan Batas Pakai
8.
Lendutan
9.
Retakan
10.
Beton dan Baja Tulangan
11.
Penampang Beton Bertulang dalam Keadaan Lentur
12.
Analogi Rangka ('vakwerkanalogi')
13.
Kolom
14.
Statis Tertentu dan Statis tidak Tertentu
15.
Contoh Perencanaan
16.
Peraturan Beton Bertulang
17.
Hal-hal Pokok yang Akan Dibahas dan Diuraikan pada Buku ini
2.
Keamanan
1.
Batas Atas dan Batas Bawah Probabilitas
2.
Kurva Gauss (Lengkung Gauss)
3.
Nilai-nilai Karakteristik
4.
Kriteria Pengujian
5.
Selang Keamanan
6.
Anggapan Selang Keamanan
3.
Lentur Murni-Umum
1.
Dasar-dasar Anggapan dan Persyaratan
2.
Penutup Beton Bertulang
3.
Perencanaan Penampang
4.
Perhitungan Pemeriksaan dan Perencanaan
5.
Perhitungan Pemeriksaan
6.
Perhitungan Perencanaan
7.
Lendutan
8.
Retak
9.
Panjang Penyaluran
10.
Panjang Sambungan Lewatan
4.
Lentur Murni-Pelat
1.
Syarat-syarat Tumpuan
2.
Bentang Teoretis Suatu Pelat
3.
Distribusi Gaya-gaya dalam Pelat Satu Arah
4.
Diagram Alir Untuk Menghitung Pelat-pelat Satu Arah
5.
Contoh Perhitungan
6.
Bukaan Lubang pada Pelat
7.
Pelat yang Menahan Dalam Dua Arah
8.
Contoh Perhitungan
5.
Lentur Murni-Balok
1.
Syarat-syarat Tumpuan
2.
Bentang Teoretis Suatu Balok
3.
Distribusi Gaya-gaya Dalam Balok
4.
Diagram Alir untuk Menghitung Tulangan Balok
5.
Contoh Perhitungan
6.
Balok-T
7.
Balok dengan Tulangan Tekan dan Tarik
6.
Gaya Lintang
1.
Tegangan Geser
2.
Kekuatan Geser Vc yang Disumbangkan oleh Beton
3.
Tulangan Geser
4.
Perhitungan Sengkang
5.
Penampang yang Menentukan Vu dan vu
6.
Diagram Alir untuk Perencanaan Tulangan Balok
7.
Contoh Perhitungan
7.
Torsi (Puntir)
1.
Torsi Keseimbangan dan Torsi Kompabilitas
2.
Torsi Murni
3.
Kuat Momen Torsi yang Disumbangkan oleh Beton
4.
Tulangan Torsi
5.
Diagram Alir untuk Perencanaan Tulangan Torsi
6.
Pemeriksaan Terhadap Torsi
7.
Contoh Perhitungan Contoh 21
8.
Torsi dan Gaya Lintang
9.
Contoh Perhitungan Contoh 22
10.
Torsi Kompatibilitas
11.
Contoh Perhitungan Contoh 23
8.
Geser Friksi
1.
Pendahuluan
2.
Ketentuan Khusus untuk Dinding
3.
Ketentuan Khusus untuk Pondasi Telapak
4.
Ketentuan Khusus untuk Konsol Pendek
5.
Contoh Perhitungan Contoh 23
9.
Kolom
1.
Penampang dengan Beban Sentris dan Beban Eksentris
2.
Dasar-dasar Anggapan dalam Perhitungan
3.
Perhitungan Penampang
4.
Penampang dalam Kondisi Regangan Setimbang
5.
Perhitungan Pemeriksaan
6.
Perhitungan Desain; dengan Menggunakan Tabel-tabel
7.
Contoh 25A
8.
Kolom dengan Pengaku
9.
Contoh Perhitungan Contoh 26
10.
Distribusi Gaya-gaya (Umum)
1.
Kelakuan Gaya pada Struktur Beton
2.
Redistribusi Momen
3.
Contoh Perhitungan Contoh 27
4.
Distribusi Gaya pada Portal
5.
Hubungan antara Momen dan Kelengkungan
6.
Elastisitas Linier
7.
Elastisitas Non-Linier, Diagram M—K
8.
Perencanaan Portal
9.
Perhitungan Portal
11.
Struktur Beton di Daerah Gempa Perencanaan
1.
Gaya Gempa
2.
Tata Letak Struktur
3.
Bentuk yang Sederhana dan Simetris
4.
Bentuk Struktur Tidak Boleh Terlalu Langsing
5.
Distribusi Kekuatan Sepanjang Tinggi Bangunan Seragam dan Terus-menerus
6.
Pendetailan Yang Baik
7.
Desain Kapasitas
8.
Soal-soal
Daftar Pustaka
Indeks

Selasa, 12 Juli 2011

Sumur Resapan Kolektif dan Sumur Resapan Terpadu dengan Pertanian untuk Daerah Pedesaan

[webtekniksipil] - Sumur resapan untuk daerah pedesaan dapat berupa Sumur Resapan Individual untuk Daerah Pedesaan, Sumur Resapan Kolektif dan Sumur Resapan Terpadu dengan Pertanian untuk Daerah Pedesaan. Dimana Sumur Resapan Individual untuk Daerah Pedesaan, terdiri dari Sumur Resapan dari Bambu, Sumur Resapan dengan Lubang Kerikil (sudah diuraikan pada tulisan terdahulu), sedang Sumur Resapan Pedesaan Kolektif yang terdiri dari, Cek Dam Sederhana dan Kolam Resapan di Hutan Lindung atau Hutan Desa dan Sumur Resapan Pedesaan Terpadu dengan Pertanian berupa Guludan Bersekat, Guludan Berorak dan Parit Bedengan Bersekat, (akan diuraikan dalam tulisan ini).
Konversi lahan pertanian
Konversi lahan pertanian, Menyebabkan berkurangnya area resapan air di kawasan pedesaan.
[webtekniksipil] - Sumur resapan untuk daerah pedesaan dapat berupa Sumur Resapan Individual untuk Daerah Pedesaan, Sumur Resapan Kolektif dan Sumur Resapan Terpadu dengan Pertanian untuk Daerah Pedesaan. Dimana Sumur Resapan Individual untuk Daerah Pedesaan, terdiri dari Sumur Resapan dari Bambu, Sumur Resapan dengan Lubang Kerikil (sudah diuraikan pada tulisan terdahulu), sedang Sumur Resapan Pedesaan Kolektif yang terdiri dari, Cek Dam Sederhana dan Kolam Resapan di Hutan Lindung atau Hutan Desa dan Sumur Resapan Pedesaan Terpadu dengan Pertanian berupa Guludan Bersekat, Guludan Berorak dan Parit Bedengan Bersekat, (akan diuraikan dalam tulisan ini).
Sumur Resapan Pedesaan Kolektif
  1. Cek Dam Sederhana
Sistem cek dam sederhana dilakukan dengan cara membendung lembah dengan tanah. Sistem tersebut dapat juga dimanfaatkan untuk persedian air permukaan pada musim kemarau. Cara ini banyak dikembangkan di daerah Nusa Tenggara yang memiliki musim kering dan lahan yang bergelombang.
Kolam resapan kolektif dengan membendung lembah
Gambar 1.  Kolam resapan kolektif dengan membendung lembah.
Cara ini cocok diterapkan pada lahan-lahan yang bergelombang, memiliki lembah-lembah yang dalam, dan mudah untuk dibendung serta air dari pemukiman dapat disalurkan ke lembah yang akan dibendung.
Bendungan dibuat dari tanah yang terlebih dahulu dibuat tumpukan balok kayu yang tidak mudah lapuk, seperti ulin, pohon kelapa, pohon enau, atau jati, dan dipatok dengan patok kayu yang dapat tumbuh berakar dan bertunas, seperti bambu haur, galam, angsana, gamal, atau dadap.
Konstruksi bendungan sederhana
Gambar 2.  Konstruksi bendungan sederhana.
Agar air hujan dapat masuk ke dalam kolam resapan, maka dari pemukiman atau lahan lainnya dibuat parit-parit yang mengarah ke kolam resapan. Dengan demikian, air hujan dapat terkumpul dalam kolam dan dapat meresap ke dalam tanah.
  1. Kolam Resapan di Hutan Lindung atau Hutan Desa
Untuk daerah-daerah datar, dapat dibuat kolam resapan di lokasi yang rendah tempat air mengalir dan berkumpul. Model sumur resapan ini dapat dibuat di lahan fasilitas umum atau di hutan lindung yang sekaligus dapat dikembangkan dengan konsep hutan desa.
Kolam resapan kolektif berpadu dengan hutan lindung desa
Gambar 3.  Kolam resapan kolektif berpadu dengan hutan lindung desa
Dinding kolam resapan dapat diberi dinding dari ayaman bambu atau dengan patok-patok bambu (bambu haur atau bambu kuning) yang dapat tumbuh. Model dari kolam resapan dapat dilihat pada Gambar 3.
Sumur Resapan Pedesaan Terpadu dengan Pertanian
Sumur resapan air hujan untuk pedesaan dapat pula dipadukan dengan sistem usaha tani dengan menerapkan konsep usaha tani konservasi. Sistem ini relatif mudah serta tidak perlu mengeluarkan dana dan tenaga secara khusus.
Penerapan sistem ini disamping sebagai upaya konservasi air tanah dan pencegahan banjir, juga dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan menekan laju erosi. Adapun model sumur resapan yang dipadukan dengan usaha tani, yaitu guludan bersekat, guludan berorak, dan parit bedengan bersekat.
  1. Guludan Bersekat
Guludan bersekat dibuat dengan cara meninggikan tanah membentuk guludan yang tingginya 30-50 cm dengan arah guludan memotong lereng. Pada parit-parit, guludan tersebut dibuat sekat-sekat dari guludan tanah kecil. Guludan utama ditanami tanaman produktif. Dengan cara demikian air hujan akan tertahan dalam lembah-lembah guludan yang akhirnya dapat meresap ke dalam tanah. Model dari guludan bersekat dapat dilihat pada Gambar 4.
Model guludan bersekat sebagai sumur resapan
Gambar 4.  Model guludan bersekat sebagai sumur resapan.
  1. Guludan Berorak
Guludan berorak prinsipnya sama dengan guludan bersekat. Cara pembuatannya sama dengan guludan yang memotong lereng, ketinggian guludan antara 30-50 cm. Pada Iembah, di antara guludan dibuat galian berupa rorak-rorak yang ukuranya 30-50 cm serta jarak antara lubang 5-10 m. Model dari guludan berorak dapat dilihat pada Gambar 5.
Model guludan berorak sebagai sumur resapan
Gambar 5.  Model guludan berorak sebagai sumur resapan.
  1. Parit Bedengan Bersekat
Parit di lahan pertanian juga dapat dijadikan sumur atau tempat resapan air hujan. Agar dapat berfungsi juga untuk meresapkan air hujan, harus dibuat sekat-sekat pada parit-parit tersebut. Dengan demikian, air hujan dapat ditampung dan diresapkan ke dalam tanah. Model ini cocok diterapkan pada lahan kering.
Model parit bersekat
a). pada lahan datar.
Model parit bersekat
b). pada lahan miring.
Gambar 6.  Model parit bersekat.
Pada lahan miring dibuat teras dengan parit bersekat di bawahnya. Kedalaman parit adalah 40-50 cm, sedangkan sekatnya dibuat dengan ketinggian 20-30 cm sehingga air tetap dapat melimpas bila kebanyakan tanpa mengganggu tanaman.
Semoga Bermanfaat
( ==o0o== )
Sumber :
SUMUR RESAPAN untuk Pemukiman Perkotaan dan Pedesaan
K u s n a e d i
- (Penebar Swadaya, 2011)

Sabtu, 09 Juli 2011

Sumur Resapan Kolektif untuk Daerah Perkotaan

[webtekniksipil] - Sumur resapan untuk daerah perkotaan, dapat berupa sumur resapan individual dan sumur resapan kolektif. Pada tulisan sebelumnya Sumur Resapan Individual untuk Daerah Perkotaan telah diuraikan mengenai Sumur Resapan dari Tembok, Sumur Resapan dari Hong, Sumur Resapan dari fiberglass dan Lubang Resapan Biopori. Di tulisan ini, [webtekniksipil] akan menguraikan mengenai Sumur Resapan Kolektif untuk Daerah Perkotaan yaitu; Kolam Resapan, Sumur Resapan Dalam, dan Sumur Resapan Parit Berorak.
Kolam resapan yang dipadukan dengan pertamanan
Kolam resapan yang dipadukan dengan pertamanan dapat berfungsi ganda. Selain memiliki nilai estetika, juga berfungsi dalam konservasi udara dan air.
[webtekniksipil] - Sumur resapan untuk daerah perkotaan, dapat berupa sumur resapan individual dan sumur resapan kolektif. Pada tulisan sebelumnya Sumur Resapan Individual untuk Daerah Perkotaan telah diuraikan mengenai Sumur Resapan dari Tembok, Sumur Resapan dari Hong, Sumur Resapan dari fiberglass dan Lubang Resapan Biopori. Di tulisan ini, [webtekniksipil] akan menguraikan mengenai Sumur Resapan Kolektif untuk Daerah Perkotaan yaitu; Kolam Resapan, Sumur Resapan Dalam, dan Sumur Resapan Parit Berorak.
Sumur Resapan Perkotaan Kolektif
Sumur resapan kolektif adalah sumur resapan yang dibangun secara bersama-sama dalam satu kawasan tertentu. Sumur resapan ini dapat dibuat per sepuluh rumah, per blok, satu RT, atau satu kawasan pemukiman. Dengan sumur kolektif ini, biaya per satuan rumahnya akan lebih murah dibandingkan dengan cara individual.
Tabel 1 :
ALTERNATIF MODEL SUMUR RESAPAN KOLEKTIF SESUAI DENGAN KONDISI LINGKUNGAN.
Model Sumur Resapan
yang Diterapkan
Kedalaman
Muka Air Tanah
Ketersediaan
Lahan
Kolam resapan dangkal
dangkal (< 5 m)
luas
Sumur dalam
dalam (> 5 m)
sempit
Parit berorak
dangkal (< 5 m)
sempit
Biaya pembuatan dan pemeliharaan sumur resapan kolektif dapat berasal dari biaya pemerintah, developer, atau swadaya masyarakat. Model-model sumur resapan yang dapat diterapkan tergantung keadaan lingkungan dan ketersediaan tanah di kawasan tersebut. Model yang bisa diterapkan di antaranya kolam resapan, sumur dalam, dan parit berorak. Adapun persyaratan untuk ketiga model tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1.
Seperti halnya pada sumur resapan individual, sumur kolektif juga harus memperhatikan tata letak dan jarak yang baik agar dapat berfungsi secara efektif dan tidak menimbulkan dampak lain. Seperti yang telah disajikan dalam Tabel 1, lokasi yang tepat untuk sumur resapan secara kolektif adalah lokasi yang terendah pada suatu kawasan, dengan demikian air dapat dengan mudah mengalir dari semua tempat dalam kawasan tersebut. Sebagai gambaran dapat dilihat pada Gambar 1.
Besarnya sumur resapan yang direncanakan harus memperhatikan curah hujan, kondisi tanah, dan jumlah kawasan yang airnya mengalir ke sumur resapan. Secara umum volume sumur resapan dapat menggunakan rasio 1 m3 untuk 100 m2 lahan pada curah hujan di bawah 1.000 mm. Dengan demikian, pada kawasan perumahan yang luasnya 1 ha paling tidak dibuat sumur resapan dengan volume 100 m3.
Tata letak lokasi untuk sumur resapan
Gambar 1.  Tata letak lokasi untuk sumur resapan.
  1. Kolam Resapan
Kolam resapan merupakan kolam terbuka di perkotaan yang khusus dibuat untuk menampung air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah. Model resapan ini cocok untuk lahan dengan permukaan air tanah dangkal dan tersedia lahan yang luas.
Model ini dapat dipadukan dengan konsep pertamanan atau konsep hutan kota yang sekarang sedang digalakkan pemerintah dalam rangka penataan lingkungan. Melalui konsep penataan pemukiman ini, kolam resapan akan dapat berfungsi ganda, disamping memiliki nilai estetika juga berfungsi dalam konservasi udara dan air.
Ukuran dan model dari sumur resapan tergantung luas kawasan yang air hujannya akan mengalir ke kolam resapan serta harus memperhatikan kedalaman muka air tanah dan ketersediaan lahan. Untuk kawasan 100 ha, volume sumur resapan minimal 10.000 m3. Bila muka air tanah di bawah 5 m maka dapat dibuat kedalaman 5 m, lebar 40 m, dan panjang 50 m.
Konstruksi kolam resapan yang dipadukan dengan pertamanan
Gambar 2.  Konstruksi kolam resapan yang dipadukan dengan pertamanan.
  1. Sumur Resapan Dalam
Sumur resapan dalam merupakan model resapan air hujan yang cocok untuk lahan-lahan yang muka air tanahnya dalam. Keuntungannya tidak terlalu memerlukan lahan yang luas. Kedalaman sumur resapan ini harus di atas permukaan air tanah yang dapat dilihat pada kedalaman sumur air minum. Sumur dapat dibuat beberapa buah pada kawasan-kawasan tertentu yang jumlah volume keseluruhannya memenuhi standar seperti dikemukakan sebelumnya.
Sumur resapan dalam dapat berbentuk persegi atau lingkaran. Ukuran sumur tergantung pada keadaan muka air tanah. Semakin dalam muka air tanah maka semakin dalam sumur resapannya. Misalnya, dalam satu kawasan 100 ha direncanakan sumur bervolume 10.000 m3. Bila muka air tanah 50 m maka dapat dibuat sumur resapan yang dalamnya 40 m, lebar 5 m, dan panjang 5 m sebanyak 10 buah. Model sumur resapan dalam dapat dilihat pada Gambar 3.
Konstruksi sumur resapan dalam
Gambar 3.  Konstruksi sumur resapan dalam.
  1. Sumur Resapan Parit Berorak
Model sumur resapan parit berorak meresapkan air melalui parit-parit yang di bawahnya diberi sumur-sumur (rorak) penampung air. Dengan demikian, air hujan yang masuk ke dalam parit tidak semuanya mengalir, melainkan tertampung dalam rorak dan dapat meresap ke dalam tanah. Model ini cocok untuk lahan yang tidak luas dan muka air tanah dangkal. Model ini efektif, tetapi memerlukan pengontrolan atau pemeliharaan yang intensif agar tidak tertutup sampah atau lumpur. Setiap parit dilengkapi dengan saringan dan penyadap lumpur yang setiap saat dapat dikeruk.
Konstruksi sumur resapan parit berorak
Gambar 4.  Konstruksi sumur resapan parit berorak.
Rorak dibuat pada dasar parit yang lebarnya berdasarkan lebar parit. Kedalaman rorak antara 1-2 m, jarak antara rorak 5-10 m. Agar rorak tidak longsor, dindingnya harus diberi pasangan tembok yang diberi alas kerikil atau dengan memasang hong yang posisinya tegak atau vertikal.
Air hujan dari perumahan diarahkan ke parit berorak yang sebelum masuk dibuat galian dengan diberi alas dan dinding tembok berkedalaman 50 cm sebagai penyadap lumpur. Galian ini harus dikeruk bila telah penuh. Pada bagian pemasukan ke parit berorak dipasang saringan sampah dari besi. Bila parit tertutup, sebaiknya setiap rorak di atasnya dibuat lubang kontrol yang ukuranya minimal 50 cm x 50 cm sehingga mudah untuk mengeruk lumpur bila rorak telah dangkal.
Semoga Bermanfaat
( ==o0o== )
Sumber :
SUMUR RESAPAN untuk Pemukiman Perkotaan dan Pedesaan
K u s n a e d i
- (Penebar Swadaya, 2011)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More