Minggu, 03 Juli 2011

ebook - Beton Prategang Suatu Pendekatan Mendasar

Beton Prategang Suatu Pendekatan Mendasar (Jilid I) | Edward G. Nawy; Bambang Suryoatmono (Alih Bahasa) | Erlangga | 2001 (Edisi ke-3) | Bahasa Indonesia | 413 h | pdf | 29.88 MB | ISBN : 979-688-275-2 | Edisi ketiga buku ini secara mendalam merevisi edisi sebelumnya agar sesuai dengan aturan yang baru dan untuk desain tahan gempa. Beton prategang adalah material yang sangat banyak digunakan dalam konstruksi. Dengan demikian, lulusan dari setiap program teknik sipil harus mempunyai, sebagai persyaratan minimum, pemahaman mengenai dasar-dasar beton prategang melingkar dan linier. Kemajuan teknologi tinggi di dalam ilmu bahan telah memungkinkan pelaksanaan dan perakitan sistem dengan bentang besar seperti jembatan cerobong reaktor nuklir dan anjungan pengeboran minyak lepas pantai—yang sebelumnya tidak mungkin dilaksanakan. Kuat tarik beton bertulang terbatas, sedangkan kuat tekannya sangat tinggi. Dengan demikian, pemberian prategang menjadi penting di dalam banyak penerapan agar dapat secara penuh memanfaatkan kuat tekan dan, melalui desain yang benar, dapat menghilangkan atau mengontrol retak dan defleksi. Selain itu, desain komponen dari suatu struktur total dapat dicapai dengan baik hanya dengan coba-coba dan penyesuaian: mengasumsikan suatu penampang untuk kemudian menganalisisnya. Dengan demikian, desain dan analisis digabungkan di dalam buku ini untuk memudahkan mahasiswa mengenal pokok bahasan mengenai desain beton prategang.
ebook - Beton Prategang Suatu Pendekatan Mendasar
Judul Buku
:
Beton Prategang Suatu Pendekatan Mendasar
Jilid I
Penulis
:
Edward G. Nawy
Bambang Suryoatmono (Alih Bahasa)
Penerbit
:
Erlangga
Tahun
:
2001 (Edisi ke-3)
Bahasa
:
Bahasa Indonesia
Halaman
:
413 h
Format File
:
pdf
Ukuran File
:
29.88 MB
Free download ebook - Beton Prategang Suatu Pendekatan Mendasar (Jilid I).
Beton prategang adalah material yang sangat banyak digunakan dalam konstruksi. Dengan demikian, lulusan dari setiap program teknik sipil harus mempunyai, sebagai persyaratan minimum, pemahaman mengenai dasar-dasar beton prategang melingkar dan linier. Kemajuan teknologi tinggi di dalam ilmu bahan telah memungkinkan pelaksanaan dan perakitan sistem dengan bentang besar seperti jembatan cerobong reaktor nuklir dan anjungan pengeboran minyak lepas pantai—yang sebelumnya tidak mungkin dilaksanakan.
Kuat tarik beton bertulang terbatas, sedangkan kuat tekannya sangat tinggi. Dengan demikian, pemberian prategang menjadi penting di dalam banyak penerapan agar dapat secara penuh memanfaatkan kuat tekan dan, melalui desain yang benar, dapat menghilangkan atau mengontrol retak dan defleksi. Selain itu, desain komponen dari suatu struktur total dapat dicapai dengan baik hanya dengan coba-coba dan penyesuaian: mengasumsikan suatu penampang untuk kemudian menganalisisnya. Dengan demikian, desain dan analisis digabungkan di dalam buku ini untuk memudahkan mahasiswa mengenal pokok bahasan mengenai desain beton prategang.
Edisi ketiga buku ini secara mendalam merevisi edisi sebelumnya agar sesuai dengan aturan yang baru dan untuk desain tahan gempa. Buku ini merupakan hasil dari catatan kuliah penulis yang dikembangkan di dalam pengajaran di Rutgers University selama 40 tahun terakhir dan pengalaman selama bertahun-tahun dalam pengajaran dan penelitian dalam bidang beton bertulang dan beton prategang, termasuk pada tingkat Ph.D
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1
KONSEP-KONSEP DASAR
1.1.
Pendahuluan
1.1.1.
Perbandingan dengan Beton Bertulang
1.1.2.
Keuntungan Beton Prategang
1.2.
Riwayat Perkembangan Pemberian Prategang
1.3.
Konsep-Konsep Dasar Pemberian Prategang
1.3.1.
Pendahuluan
1.3.2.
Metode Konsep Dasar
1.3.3.
Metode Garis C
1.3.4.
Metode Penyeimbangan Beban
1.4.
Perhitungan Tegangan Serat pada Balok Prategang
1.5.
Perhitungan Tegangan Serat dengan Metode Garis
1.6.
Perhitungan Tegangan Serat
1.7.
Konsep Tegangan Beban Kerja SI
BAB 2
MATERIAL DAN SISTEM UNTUK PEMBERIAN PRATEGANG
2.1.
Beton
2.1.1.
Pendahuluan
2.1.2.
Parameter-parameter yang Mempengaruhi Kualitas Beton
2.1.3.
Besaran-besaran Beton yang Telah Keras
2.2.
Kurva Tegangan-Regangan Beton
2.3.
Modulus Elastisitas dan Perubahan Kekuatan Tekan terhadap Waktu
2.3.1.
Beton Mutu Tinggi
2.3.2.
Modulus dan Kekuatan Tekan Awal
2.4.
Rangkak
2.4.1.
Efek Rangkak
2.4.2.
Model Rheologi
2.5.
Susut
2.6.
Penulangan Nonprategang
2.7.
Baja Prategang
2.7.1.
jenis-jenis Baja Prategang
2.7.2.
Strands dan Kawat-kawat Berelaksasi Rendah
2.7.3.
Baja Prategang Berkekuatan Tarik Tinggi
2.7.4.
Relaksasi Baja
2.7.5.
Korosi dan Memburuknya Strands
2.8.
Tegangan-Tegangan Izin Maksimum di Beton dan Tendon Menurut ACI
2.8.1.
Tegangan Beton yang Mengalami Lentur
2.8.2.
Tegangan Baja Prategang
2.9.
Tegangan Izin AASHTO di Beton dan Tendon
2.9.1.
Tegangan Beton Sebelum Kehilangan Rangkak dan Susut
2.9.2.
Tegangan Beton pada Kondisi Beban Kerja Sesudah Terjadi Kehilangan
2.9.3.
Tegangan Baja Prategang
2.9.4.
Nilai-nilai Kelembaban Relatif
2.10.
Sistem Prategang dan Pengangkeran
2.10.1.
Pemberian Pratarik
2.10.2.
Pemberian Pascatarik
2.10.3.
Sistem Pendongkrak
2.10.4.
Penyuntikan Tendon Pascatarik
2.11.
Pemberian Prategang Melingkar
2.12.
Sepuluh Prinsip
BAB 3
KEHILANGAN SEBAGIAN PRATEGANG
3.1.
Pendahuluan
3.2.
Perpendekan Elastis Beton (ES)
3.2.1.
Elemen-elemen Pratarik
3.2.2.
Elemen-elemen Pascatarik
3.3.
Relaksasi Tegangan Baja (R)
3.3.1.
Perhitungan Kehilangan yang Diakibatkan Relaksasi
3.4.
Kehilangan yang Diakibatkan oleh Rangkak (CR)
3.4.1.
Perhitungan Kehilangan yang Diakibatkan Rangkak
3.5.
Kehilangan yang Diakibatkan oleh Susut (SH)
3.5.1.
Perhitungan Kehilangan Karena Susut
3.6.
Kehilangan yang Diakibatkan Friksi (F)
3.6.1.
Efek Kelengkungan
3.6.2.
Efek Wobble
3.6.3.
Perhitungan Kehilangan karena Gesekan
3.7.
Kehilangan Karena Dudukan Angker (A)
3.7.1.
Perhitungan Kehilangan yang Diakibatkan Dudukan Angker
3.8.
Perubahan Prategang Akibat Lentur pada Suatu Komponen Struktur
3.9.
Perhitungan Langkah demi Langkah Semua Kehilangan yang Bergantung pada Waktu pada Balok Pratarik
3.10.
Perhitungan Langkah demi Langkah Semua Kehilangan yang Bergantung pada Waktu pada Balok Pascatarik
3.11.
Perhitungan Kehilangan Prategang yang Bergantung pada Waktu dengan Cara LUMP—SUM
3.12.
Rumus-rumus Kehilangan Prategang SI
BAB 4
DESAIN LENTUR PADA ELEMEN BETON PRATEGANG
4.1.
Pendahuluan
4.2.
Penentuan Besaran Geometris Komponen Penampang
4.2.1.
Petunjuk umum
4.2.2.
Modulus Penampang Minimum
4.3.
Contoh-contoh Desain Beban Kerja
4.3.1.
Eksentrisitas Tendon Variabel
4.3.2.
Eksentrisitas Tendon yang Bervariasi tanpa Adanya Pembatasan Tinggi
4.3.3.
Eksentrisitas Tendon Konstan
4.4.
Pemilihan Penampang dan Besarannya yang Layak untuk Balok
4.4.1.
Petunjuk Umum
4.4.2.
Luas Bruto, Penampang Tertransformasi, dan Adanya Saluran
4.4.3.
Selubung untuk Meletakkan Tendon
4.4.4.
Keuntungan Penggunaan Tendon Berbentuk Draped dan Harped
4.4.5.
Selubung Eksentrisitas yang Membatasi
4.4.6.
Selubung Tendon Prategang
4.4.7.
Reduksi Gaya Prategang di Dekat Tumpuan
4.5.
Blok Ujung Di Daerah Angker di Tumpuan
4.5.1.
Distribusi Tegangan
4.5.2.
Panjang Transfer dan Penyaluran pada Komponen Struktur Pratarik dan Desain Penulangan Angkernya
4.5.3.
Daerah Angker Pascatarik: Teori Tekan-dan-Tarik dan Teori Elastis Linier
4.5.4.
Desain Penulangan Angker Ujung untuk Balok Pascatarik
4.6.
Desain Lentur Balok Komposit
4.6.1.
Kasus Slab yang Tak Ditumpu Sementara (Unshored)
4.6.2.
Kasus Slab yang Ditumpu Sementara Secara Penuh
4.6.3.
Lebar Sayap Efektif
4.7.
Rangkuman Prosedur Coba-coba dan Penyesuaian
4.8.
Desain Penampang Prategang Pascatarik Komposit yang ditumpu Sederhana
4.9.
Desain Lentur dengan Kekuatan Ultimit
4.9.1.
Momen Akibat Beban yang Meretakkan
4.9.2.
Pemberian Prategang Parsial
4.9.3.
Penentuan Momen Retak
4.10.
Faktor Kekuatan dan Faktor Beban
4.10.1.
Reliabilitas dan Keamanan Struktural pada Komponen Beton
4.10.2.
Faktor Beban ACI dan Batas Keamanan
4.10.3.
Kuat Desain Versus Kuat Nominal: Faktor Reduksi Kekuatan ϕ
4.10.4.
Faktor Reduksi Kekuatan AASHTO
4.10.5.
Faktor Reduksi Kekuatan dan Faktor Beban ANSI
4.11.
Kondisi Batas Lentur pada Beban Ultimit pada Komponen Struktur Terlekat: Dekompresi pada Beban Ultimit
4.11.1.
Pendahuluan
4.11.2.
Blok Persegi Panjang Ekivalen dan Kekuatan Momen Nominal
4.12.
Desain Beban Ultimit Prarencana
4.13.
Rangkuman Prosedur Langkah demi Langkah untuk Desain Kondisi-Batas-Gagal Komponen Strukur Prategang
4.14.
Desain Kuat Ultimit Balok yang Ditumpu dengan Cara Keserasian Regangan
4.15.
Desain Kekuatan Balok Prategang Terlekat dengan Menggunakan Prosedur Pendekatan
4.16.
Penggunaan Faktor Reduksi Kekuatan dan Faktor Beban ANSI dalam Contoh 4.10
4.17.
Rumus-rumus Desain Lentur dalam Satuan SI
4.17.1.
Desain Lentur Balok Prategang dalam Satuan
BAB 5
DESAIN KEKUATAN GESER DAN TORSIONAL
5.1.
Pendahuluan
5.2.
Perilaku Balok Homogen yang Mengalami Geser
5.3.
Perilaku Balok Beton sebagai Penampang Nonhomogen
5.4.
Balok Beton Tanpa Penulangan Tarik Diagonal
5.4.1.
Ragam Kegagalan Balok Tanpa Penulangan Tarik
5.4.2.
Kegagalan Lentur (Flexural Failure, F)
5.4.3.
Kegagalan Tarik Diagonal (Flexure Shear, FS)
5.4.4.
Kegagalan Tekan Geser (Web Shear, WS)
5.5.
Tegangan Utama dan Teganan Geser di Balok Prategang
5.5.1.
Kekuatan Geser Lentur (Vci)
5.5.2.
Kuat Geser-Badan (Vcw)
5.5.3.
Kekuatan Mengontrol Nilai Vci dan Vcw Untuk Menentukan Kuat Beton Badan Vc
5.6.
Penulangan Geser Badan
5.6.1.
Analogi Rangka Batang Bidang untuk Baja Badan
5.6.2.
Tahanan Tulangan Badan
5.6.3.
Pembatasan Mengenai Ukuran dan Jarak Sengkang
5.7.
Kuat Geser Horizontal pada Konstruksi Komposit
5.7.1.
Taraf Beban Kerja
5.7.2.
Taraf Beban Ultimit
5.7.3.
Desain Penulangan Pasak untuk Aksi Komposit
5.8.
Prosedur Desain Penulangan Badan Terhadap Geser
5.9.
Tegangan Tarik Utama di Penampang Bersayap dan Desain Tulangan Vertikal untuk Aksi Pasak pada Penampang Komposit
5.10.
Desin Baja Pasak untuk Aksi Komposit
5.11.
Desain Penulangan Pasak untuk Aksi Komposit
5.12.
Kuat Geser dan Desain Baja Geser-Badan pada Balok Prategang
5.13.
Desain Tulangan Geser-Badan dengan Prosedur Rinci
5.14.
Desain Penulangan Badan untuk Balok T Ganda
5.15.
Breket dan Korbel
5.15.1.
Hipotesis Gesek Geser untuk Transfer Geser
5.15.2.
Efek Gaya Eksternal Horisontal
5.15.3.
Urutan Langkah Desain Korbel
5.15.4.
Desain Breket atau Korbel
5.15.5.
Rumus-rumus SI untuk Geser pada Balok Beton
5.15.6.
Desain Geser Balok Prategang dengan Satuan SI
5.16.
Kekuatan dan Perilaku Torsional
5.16.1.
Pendahuluan
5.16.2.
Torsi Murni pada Elemen Beton Polos
5.17.
Torsi pada Elemen Beton Bertulang dan Beton Prategang
5.17.1.
Teori Lentur Miring
5.17.2.
Teori Analogi Rangka Batang Ruang
5.17.3.
Teori Medan Tekan
5.17.4.
Teori Rangka Batang Keseimbangan Plastisitas
5.17.5.
Desain Balok Beton Prategang yang Mengalami Gabungan Torsi, Geser, dan Lentur Menurut Standar ACI 318-99
5.17.6.
Rumus-rumus Metrik SI untuk Persamaan Torsi
5.18.
Prosedur Desain untuk Gabungan Torsi dan Geser
5.19.
Desain Tulangan Badan untuk Gabungan Torsi dan Geser pada Balok Prategang
5.20.
Desain Gabungan Torsi dan Geser Balok Prategang dengan Satuan SI
BAB 6
STRUKTUR BETON PRATEGANG STATIS TAK TENTU
6.1.
Pendahuluan
6.2.
Kerugian Kontinuitas pada Beton Prategang
6.3.
Pola Tendon untuk Balok Menerus
6.4.
Analisis Elastis untuk Kontinuitas Prategang
6.4.1.
Pendahuluan
6.4.2.
Metode Peralihan Tumpuan
6.5.
Contoh Mengenai Kontinuitas
6.5.1.
Efek Kontinuitas Terhadap Transformasi Garis C untuk Tendon Berprofil Draped
6.5.2.
Efek Kontinuitas Terhadap Transformasi Garis C untuk Tendon Berprofil Harped
6.6.
Transformasi Linier dan Keselarasan Tendon
6.6.1.
Verifikasi Teorema Transformasi Linier Tendon
6.6.2.
Hipotesis Keselarasan
6.7.
Kekuatan Ultimit dan Kondisi Batas Gagal pada Balok Menerus
6.8.
Selubung Profil Tendon dan Modifikasinya
6.9.
Lokasi Garis dan Tendon di Balok Menerus
6.10.
Transformasi Tendon untuk Memanfaatkan Keuntungan Kontinuitas
6.11.
Desain untuk Kontinuitas dengan Menggunakan Baja Nonprategang di Tumpuan
6.12.
Portal dan Rangka Statis Tak Tentu
6.12.1.
Sifat Umum
6.12.2.
Gaya-gaya dan Momen di Rangka
6.12.3.
Penerapan pada Rangka Beton Prategang
6.12.4.
Desain Rangka Terlekat Beton Prategang
6.13.
Desain (Analisis) Limit pada Rangka dan Balok Statis Tak Tentu
6.13.1.
Metode Penetapan Rotasi
6.13.2.
Penentuan Rotasi Sendi Plastis pada Balok Menerus
6.13.3.
Kapasitas Rotasi Sendi Plastis
6.13.4.
Perhitungan Kapasitas Rotasi yang Tersedia
6.13.5.
Pengecekan Daya Layan Rotasi Plastis
6.13.6.
Tulangan Pengekang Transversal untuk Desain Gempa
6.13.7.
Pemilihan Tulangan Pengekang

1 komentar:

linknya sudah tidak bisa

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More